Home » » Direct Shear kekuatan Geser langsung teknik sipil

Direct Shear kekuatan Geser langsung teknik sipil

Direct Shear atau biasa di sebut kekuatan geser langsung dalam dunia teknik sipil adalah  Cara pengujian tanah untuk menentukan kekuatan geser tanah Setelah konsolidasi setelah diberikan beban.
berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan pengujian direct shear test ini
http://sipilmedan.blogspot.com/2014/07/direct-shear-kekuatan-geser-langsung.html
Pemeriksaan :
KEKUATAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)
1.          MAKSUD :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kohesi (C) dan sudut Geser tanah (Ø)

2.          PERALATAN :
a.       Alat geser langsung terdiri dari :
                           i.            Setang penekan dan pemberi beban.
                         ii.            Alat penggeser lengkap dengan cincin penguji (proving ring) dan 2 buah arloji geser (extensiometer)
                        iii.            Cincin pemeriksa yang terbagi dua dengan penguncinya terletak dalam kotak.
                       iv.            Beban-beban.
                         v.            Dua buah batu pori.
b.      Alat pengeluar contoh dan pisau pemotong.
c.       Cincin cetak benda uji.
d.      Neraca dengan ketelitian 0.01 gram
e.      Stopwatch.
f.        Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 + 5)0 C.

3.          BENDA UJI :
a.       Benda uji tanah asli dan tabung contoh.
Contoh tanah asli dari dalam tabung ujungnya diratakan dan cincin cetak benda uji ditekan pada ujung tanah tersebut, tanah dikeluarkan secukupnya untuk tiga benda uji. Pakailah bagian yang rata sebagai alas dan ratakan bagian atasnya.
b.      Benda uji asli lainnya.
Contoh yang digunakan harus cukup besar untuk membuat 3 buah benda uji. Persiapkan benda uji sehingga tidak terjadi kehilangan kadar air. Bentuk benda uji dengan cincin cetak.
Dalam mempersiapkan benda uji terutama untuk tanah yang peka harus hati-hati guna menghindarkan terganggunya struktur asli dari tanah tersebut.
c.       Benda uji buatan (dipadatkan)
Contoh tanah harus dipadatkan pada kadar air dan berat isi yang dikehendaki. Pemadatan dapat langsung dilakukan pada cincin pemeriksaan atau pada tabung pemadatan.
d.      Tabel minimum benda uji kira-kira 1,3 cm tapi tidak kurang dari 6 kali diameter butir maksimum.
e.      Perbandingan diameter terhadap tebal benda uji harus maksimal 2 : 1.  Untuk benda uji yang berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar perbandingan lebar dan tebal minimal 2 : 1

Catatan :
Untuk tanah lembek pembebanan harus diusahakan agar tidak merusak benda uji.


4.          CARA MELAKUKAN :
a.       Timbang benda uji.
b.      Masukkan benda uji kedalam cincin pemeriksaan yang telah terkunci menjadi satu dan pasanglah batu pori pada bagian atas dan bawah benda uji.
c.       Setang penekan dipasang vertical untuk memberi beban normal pada benda uji dan diatur sehingga beban yang diterima oleh benda uji sama dengan beban yang diberikan pada setang tersebut.
d.      Penggeser benda uji dipasang pada arah mendatar untuk memberi beban mendatar pada bagian atas cincin pemeriksaan. Atur pembacaan arloji geser sehingga menunjukkan angka nol. Kemudian buka kunci cincin pemeriksaan.
e.      Berikan beban normal pertama sesuai dengan beban yang diperlukan. Segera setelah pembebanan pertama diberikan isilah kotak cincin pemeriksaan dengan air sampai penuh diatas permukaan benda uji, jagalah permukaan ini supaya tetap selama pemeriksaan.
f.        Diamkan benda uji sehingga konsolidasi selesai. Catat proses konsolidasi tersebut pada waktu-waktu tertentu sesuai cara pemeriksaan konsolidasi PB-0115-76.
g.       Sesudah konsolidasi selesai hitung t50 untuk menentukan kecepatan penggeseran. Konsolidasi dibuat dalam tiga beban yang diperlukan. Kecepatan penggeseran dapat ditentukan dengan membagi deformasi geser maksimum dengan 50 (t50). Deformasi geser maksimum kira-kira 10% diameter asli benda uji.
h.      Lakukan pemeriksaan sehingga tekanan geser konstan dan bacalah arloji geser setiap 15 detik.
i.         Berikan beban normal pada benda uji kedua sebesar dua kali beban normal yang pertama dan lakukan langkah-langkah (f), (g) dan (h).
j.        Berikan beban normal pada benda uji ketiga sebesar 3 kali beban normal pertama dan lakukan langkah-langkah (f), (g) dan (h).

5.          PERHITUNGAN :
a.       Hitung gaya geser (P) dengan jalan mengalikan pembacaan arloji geser dengan angka kalibrasi cincin penguji, dan hitunglah tegangan geser maksimum τ yaitu gaya geser maksimum dibagi luas bidang geser.

                            = Tegangan geser maksimum (kg/cm2)
P max                  = Gaya geser maksimum (kg)
A                           = Luas bidang geser benda uji (cm2)


b.      Buat grafik hubungan antara tekanan normal ᵹ , dengan tegangan geser maksimum () . Hubungkan ketiga titik yang diperoleh sehingga membentuk garis lurus yang memotong sumbu vertical pada harga kohesi (c) dan memotong sumbu horizontal () dengan sudut-sudut geser tanah (Ø) sesuai dengan persamaan :

   = ᵹ tan d

6.                PELAPORAN :
a.       Uraikan dari jenis alat yang dipakai
b.      Cari dan uraikan dari pada contoh, apakah contoh tersebut termasuk, asli, butiran, dipadatkan atau apakah tanah tersebut berstrata.
c.       Kadar air, berat isi basah, berat isi kering dan tebal.
d.      Semua data-data hasil pemeriksaan termasuk tekanan normal, jarak geser dan harga tahanan geser dan perubahan tebal dari benda uji.
e.      Grafik tegangan geser maksimum terhadap tegangan normal.

7.                CATATAN :




0 komentar:

Posting Komentar

Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Teknik Sipil indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger